Ilustrasi. |
GARUDANEWS.net // SINGKIL || Setelah 2 tahun Aceh Singkil di bawah kepemimpinan seorang Pj Bupati, Masyarakat tersadar dan memperbincangkan kondisi Aceh Singkil yang saat ini, seperti tidak dalam keadaan baik baik saja.
Hal ini bukan tanpa alasan, semrawut nya tatanan birokrasi di Kabupaten Aceh Singkil, semakin lengkap dan komplit apa yang di rasakan oleh rakyat. Bagaimana masyarakat diperlihatkan dengan contoh birokrasi yang dianggap masyarakat kurang sesuai dari apa yang diharapkan.
Amatan dan penelusuran Kaperwil Garuda News Provinsi Aceh serta sebagai catatan demokrasi bagi masyarakat Aceh Singkil, pada Sabtu ( 11/05/24 ), perbincangan hangat terkait kebijakan dan keputusan yang diambil, sangat mengecewakan masyarakat dari berbagai kalangan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil, khususnya tanggapan negatif dari beberapa tokoh masyarakat di Kecamatan Gunung Meriah.
Dibatalkan nya rotasi dan mutasi beberapa waktu lalu di off room Kantor Bupati Aceh Singkil, menambah kesan sesuatu hal yang kurang baik. Pergantian Camat Gunung Meriah misalnya, mendapat kecaman dan sorotan dari berbagai kalangan masyarakat, karena dari 25 desa dan 27 ribu jiwa masyarakat, yang sudah membubuhkan hak pilih pada pileg beberapa waktu lalu, di berikan kado terindah, yaitu ditunjuk sebagai pemimpin di kecamatan dari kalangan wanita.
Beberapa reaksi muncul dari masyarakat, seperti petisi dari masyarakat yang tidak menyetujui dan kesan penolakan beberapa tokoh masyarakat terhadap penunjukan Camat Gunung Meriah dari kaum wanita/hawa.
Masyarakat Kecamatan Gunung Meriah merasa sangat terkejut, yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah yang salah dengan kecamatan ini dari sudut pandang Pj Bupati Aceh Singkil, apakah tidak ada sosok laki-laki yang layak menjadi seorang pemimpin di Kecamatan Gunung Meriah, sehingga ditunjuk sebagai camat dari kalangan kaum hawa/ibu-ibu, ataukah kecamatan ini harus di pimpin seorang wanita karena kemungkinan para ASN laki-laki tidak dapat di percaya Pj Bupati Aceh Singkil.....????.
Tanggapan beberapa tokoh masyarakat Kecamatan Gunung Meriah, salah satunya bernama Karim Munir, kepada awak media ini menjelaskan bahwa, menurutnya keputusan penunjukan ini dirasakan sesuatu yang kurang pantas di berikan kepada masyarakat Kecamatan Gunung Meriah, sebagai kecamatan terbesar di Kabupaten Aceh Singkil.
Masih kata Karim, namun justru mendapat pemimpin di kecamatan sosok seorang perempuan," kami tidak merendahkan kaum hawa, dan kami menghargai emansipasi wanita,tapi tolong dong,,,siapapun yang mengusulkan kaum ibu-ibu menjadi camat di Gunung Meriah, agar SK nya di tinjau ulang," tegas Karim.
Bagai mana Aceh Singkil akan maju, jikalau pemangku jabatan melakukan dan mengeluarkan keputusan tanpa telaah yang baik, kalau Pemda ingin menertibkan SKPK, dan Bapedda sekarang ini, mengapa ditunjuk Kadis/ Plt. memegang dua jabatan/ doble job.
Seperti Plt Sekda merangkap Kadis di Bapedda, dan Kadis Perhubungan juga rangkap jabatan sebagai Plh. Kadis Pertanian. Kebijakan yang diambil dalam rangka mengisi ke kosongan, dimana seharusnya isi dulu yang kosong, jangan terkesan rotasi dan mutasi ini seolah-olah ada syarat kepentingan politik.
" Kalau mau mengisi kekosongan, maka isi dulu jabatan yang kosong, jangan rotasi dan mutasi seperti ada unsur kepentingan politik, tentunya ini gak bagus dilihat masyarakat," ujar salah seorang masyarakat bernama Karim Munir.
Masyarakat meminta kepada Pj Bupati Aceh Singkil, agar memikirkan kedepannya.
" Beri kami pemimpin yang laki laki, masih banyak sosok laki-laki yang bisa memimpin di kecamatan Gunung Meriah ini," ujar Nurmadi Lie alias Ucok Marpaung.
Beberapa tokoh masyarakat Gunung Meriah yang lain yang enggan di sebut namanya mengatakan," ini lah tanda nya mendapat penghargaan, karena di ulang tahun Aceh Singkil yang ke - 25 tahun, kami dapat kado terindah,yaitu pemimpin perempuan," tandasnya
(Ramli Manik)