Dimana program penelitian Tim USU yang melibatkan masyarakat Jaring Halus untuk memanfaatkan limbah simping menjadi berbagai produk keperluan masyarakat. Limbah simping merupakan sampah yang memiliki nilai ekonomi, tetapi belum banyak mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Peneliti telah banyak menguji manfaat simping dilaboratorium, namun hasilnya belum tersosialisasikan dengan baik.
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat dalam rangka transfer pengetahuan perlu dilakukan agar manfaat riil dapat dirasakan secara luas. Tujuannya adalah untuk memberi kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat cangkang simping sebagai kalsium organik yang berkualitas tinggi. Kemudian adalah untuk memberi pembelajaran kepada masyarakat tentang pengolahan limbah simping guna dijadikan sebagai hidroksiapatit.
Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah sosial engineering, yaitu perpaduan, pendekatan sosial kemasyarakatan dengan proses pelatihan dan pendampingan pengolahan limbah yang memerlukan proses mekanis.
Pendekatan engineering diperlukan untuk proses penelitian laboratorium terhadap limbah simping.
Seperti contoh profil penjual mie balap yang bernama Ikhsan Babenk, (28) warga Jalan Kol. Yos Sudarso, yang membuka usahanya tepat di kampus Politeknik Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli.
Diceritakannya, yang memang berasal dari keluarga yang berjualan mie balap sebagai mata pencaharian, karena selama ini ikut membantu kedua orang tua berjualan mie balap di Jalan Krakatau Pasar 3 Kecamatan Medan Timur.
Ikhsan sendiri telah hampir setahun mandiri membuka usaha ini, dimulai pada pagi sekira jam 07:00 WIB, hingga pukul 10:30 WIB, dengan penjualan perharinya rata-rata mencapai 20 kg mie yang habis terjual, dengan menggunakan telur sebanyak kurang lebih hampir 200 butir, yang dicampur dalam perkilo mie balap yang dimasak memakai 10 butir telur.
Dirinya mengaku, limbah sampah yang dapat dijual kembali adalah tempat telur dengan perbuah dijual sebesar Rp 250 perak, sementara kulit/ cangkang telur tidak dapat digunakan artinya dibuang begitu saja.
Dari data yang diperoleh pada Kecamatan Medan Deli, yang terdiri dari 6 Kelurahan, yakni Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kelurahan Mabar, Kelurahan Mabar Hilir, Kelurahan Kota Bangun dan Kelurahan Titi Papan.
Pantauan di lapangan, untuk Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, membawahi 22 lingkungan. Sementara itu di wilayah ini ada hampir 20 orang penjual mie balap, dimana setiap lingkungan terdapat 2-3 lapak penjual mie balap.
Ikhsan sendiri mengaku baru mengetahui jika limbah kulit telur dapat menghasilkan bahan baru yaitu kalsium sebagai bahan untuk dapat dicampurkan ke dalam berbagai makanan olahan, seperti mie balap kalsium, rendang, sosis hingga minyak goreng berkalsium.
Dirinya berharap dengan adanya penemuan ini, dapat meningkatkan rasa masakan olahan mie balapnya, juga menambah omset penjualan selain menyehatkan.
" Saya terkejut juga bang, kalo sampah kulit telur bisa jadi kalsium, dicampur ke makanan. Bisa menambah omset penjualan jadi makin enak rasanya dan menyehatkan, bagus juga," ujar Ikhsan.
( Gus )