FR. Nasution : Dirut PDAM Buta dan Tuli Untuk Mendengar Aspirasi.

 


GARUDANEWS.net // MEDAN -SUMUT|| Kembali kritikan keras datang dari tokoh muda Kota Medan  yang berlatarbelakang dari aktivis, bung FR. Nasution dan Direktur LIPPSU  Bapak Ari sinik.

Kritikan dari FR. Nasution yang disampaikan dalam jumpa pers nya di salah satu Cafe di Kota Medan, Minggu (7/8/2022), sekira pukul 10:00 WIB, Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai.

FR. Nasution Mengatakan bahwa  sebagai pejabat publik harusnya Kabir Bedy wajib memberikan sikap yang baik kepada  masyarakat, sebab bagaimana pun gaji yang di nikmati beliau sebagai  Direktur Utama PDAM itu diambil dengan uang rakyat Sumatra Utara, jadi pantas dan wajar bila tanggapan masayarakat itu harus ditanggapi.

" Sejatinya  rakyat Provinsi Sumatera Utara adalah owner tertinggi dari perusahaan tersebut,"ujar FR. Nasution

Masih kata FR. Nasution, dalam kurun hampir setahun ini sesuai pantauan kami, Saudara Kabir Bedy  sekalipun tak pernah membuka ruang komunikasi baik langsung maupun tak langsung kepada pengunjuk rasa yang dilakukan di kantor PDAM Sumatra Utara ataupun memberi tanggapan kepada media, menandakan matinya suatu demokrasi di Perusahan milik masyarakat Provinsi Sumatera Utara.

Lebih dari 7 kali aksi damai yang dilakukan Aliansi Masyarakat dan juga Mahasiswa  bahkan pemberitaan yang bersifat kritik baik media cetak Online maupun media Elektronik (TV) seperti nya tak membuat Dirut PDAM Tirtanadi Sumatera Utara, ungkap bicara Terkait tuntutan yang di sampaikan para pengunjuk Rasa baik secara Terbuka dan juga melalui media, jelas FR. Nasution.

Bahwa saya katakan Dirut PDAM Sumatra Utara hari ini Tuli dan Buta , Tuli terhadap kritikan, Buta terhadap kesalahan seolah dia lupa bahwa saat ini dia makan minum dan hidup dari uang rakyat bahkan beliau lupa bahwa tugas beliau sebagai pejabat adalah melayani rakyat justru yang kami lihat tindakan serta kebijakan yang di lakukan nya menindas rakyat Provinsi Sumatera Utara.," tegasnya. 

PMD Sumatera Utara yang dikelola oleh PDAM merupakan perusahaan yang di Modali dari APBD  Provinsi Sumatera Utara, terhitung bahkan penyertaan modal tersebut mencapai belasan miliar Rupiah setiap tahunnya, dan hal ini bisa kita lihat melalu informasi media di jaring internet

Akan tetapi anehnya mengapa hasil atau keuntungan dari PDAM Sumatra Utara hingga saat ini tidak pernah dipublis di publik ? Ada apa? Ketika PDAM Sumatera Utara di modali dengan uang rakyat kita bisa melihatnya, tapi hasil dari dari modal tersebut tak kunjung pernah di publikasikan, jelas ini akan terus menerus menjadi tanda tanya  besar bagi kami masyarakat Sumatera Utara.

Ditambahkannya, katanya Kabir Bedy mendapatkan prestasi gemilang tak tangung tangung dalam kurun waktu  belum setahun menjabat sebagai Direktur PDAM Sumut ini mendapatkan tiga Gelar yang spektakuler seperti Top Management Top digital, bahkan menjabat sebagai Wakil ketua Perpamsi Indonesia.

" Harusnya bukan hanya  prestasi yang ia miliki saja yang di publikasikan, tapi keberhasilan atas keuntungan dari perusahaan yang di pimpinannya adalah hal terpenting untuk masyarakat propinsi Sumatera Utara yang mestinya di beritahukan biar jelas dan jujur,"  pungkas Bung FR. Nasution

Tentu kenyataan yang seprti ini sangat bertolak belakang dengan apa yang menjadi tuntutan kami selama ini bahwa  satu sisi PDAM mengatakan PDAM sejak di pimpin Kabir Bedy semangkin maju, eh ternyata kemajuan yang di maksud adalah kemajuan secara peribadi saja terbukti yang mendapatkan gelar tersebut hanya melekat terhadap person seorang Kabir Bedy tidak terhadap PDAM itu sendiri dan semakin di pertegas lagi bahwa kenaikan gaji tinggi hanya di berikan kepada Direksi dan Kabir Bedy saja.

Sebelum menutup wawancara nya FR. Nasution menambahkan bila apa yang selama ini kami dugakan terhadap Direktur PDAM itu salah  kami meminta Kabir Bedy selaku Direktur Utama PDAM bersedia mengklarifikasi semua ini melalui langsung atau pun melalui media, agar  masyarakat Sumatera Utara mengetahui apa yang saat ini terjadi, tutupnya.

(Tim)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama