Akademisi Siap Mengelola Sampah Daun Kering Di Kampus USU, Secara Profesional


GARUDANEWS.net // MEDAN -SUMUT|| Mendukung program Kampus USU menuju Green Campus, penelitian yang diketuai oleh Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, Ph.D, melakukan wawancara kepada petugas kebersihan yang ada di setiap fakultas di Universitas Sumatera Utara.

Mahasiswa USU Sabrina, dan Novira Anisa Yusdartono, mengumpulkan data-data terkait potensi sampah daun kering dimana sesuai Thema Penelitian Pemanfaatan Sampah Daun Kering Menjadi Briket, Emas Tersembunyi Di Kampus USU.

Selanjutnya, Mahasiswa/i yang tergabung sebagai anggota dalam penelitian ini mewawancarai seorang petugas kebersihan di Fakultas Ekonomi Bisnis ( FEB ) bernama Sutrisno,(64) yang telah bekerja selama kurang lebih 12 tahun.

Dari keterangannya, dijelaskan olehnya setiap harinya bekerja mulai pagi, sekira pukul 07:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB, dan setelah istirahat pada pukul 14:00 WIB dilanjutkan hingga pukul 16:00 WIB sore.

Masih kata Sutrisno, bahwa dirinya bekerja membersihkan bagian dalam fakultas, yang biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian luar fakultas, bagian dalam dan bagian kebersihan taman fakultas.

Selanjutnya, setiap harinya sampah daun kering ini, dikumpulkan ke dalam goni, ukuran 10 kg, 30 kg, dan 50 kg, tergantung banyaknya sampah, ujarnya.

Setiap harinya rata -rata dapat mengumpulkan sebanyak 4 - 8 goni, tergantung kondisi dan keadaan jika di fakultas tidak ada acara/ kegiatan.

Hal ini mendorong bagi penelitian Talenta akan potensi sampah daun kering yang harus dikelola secara khusus dan maksimal untuk diolah menjadi briket yang nantinya apabila memungkinkan dibuat Rumah Inovasi, oleh Kampus USU, melalui Rektornya agar menuju Zero Waste, dan Green Campus yang bersih.

Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, Ph.D kepada wartawan menjelaskan tentang Penelitian Talenta yang dilakukan olehnya bersama anggota adalah pemanfaatan sampah daun kering kampus menjadi briket arang sebagai pendukung Green Campus Universitas Sumatera Utara.

Harapannya kedepan akan ada pengelolaan sampah daun kering secara profesional menjadi briket dan dibangun rumah karbon sebagai inovasi, yang nanti hasilnya dapat dijual, kemudian di desain kompor briket seperti gas sebagai pengganti bahan bakar gas elpiji, mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang dapat saja habis apabila dieksploitasi secara besar-besaran dan terus menerus.

( Gus )

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama