Hikmah Bekerja Sebagai Penyapu Jalan Di Kampus USU


GARUDANEWS.net // MEDAN -SUMUT|| Ditengah hiruk pikuk kesibukan yang ada di Universitas Sumatera Utara ( USU ) para petugas kebersihan dan penyapu jalan tetap bekerja dengan baik, dimulai sejak pagi pukul 7:00 WIB hingga pukul 10:00 WIB, dan dilanjutkan setelah jam istirahat pada pukul 13:00 WIB hingga sore pukul 16:00 WIB.

Para petugas kebersihan dengan tekun bekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai pahlawan kebersihan, guna terciptanya suasana segar dan sejuk serta nyaman bagi para mahasiswa dan dosen - dosen yang ada di Universitas Sumatera Utara.

Terlihat di setiap Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara kegiatan penerimaan mahasiswa baru, Selasa (6/9/2022) dan acara wisuda di auditorium kampus.

Seorang ibu petugas kebersihan yang menyapu jalan saat diwawancarai oleh mahasiswa penelitian daun sampah kering menjadi briket, mengatakan dirinya mulai bekerja menyapu jalan di sekitar fakultas ekonomi dan fisip.

" Ancak (tempat) saya mulai dari FEB sampai simpang Fisip ini pak," ujarnya
Masih dijelaskannya bahwa, setiap harinya sampah hampir 8 goni  sampah daun kering yang dikumpulkan, dan minimalnya 4 goni ukuran 10 kg.

" Kadangkala bahkan lebih jika ada kegiatan di kampus, dan musim gugur jadi banyak sampahnya," tambahnya 

Kemudian sampah tersebut yang kebanyakan adalah sampah daun kering, dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara, jika bisa sebahagian dibakar sampah tersebut dan sisanya dibawa oleh mobil truk sampah milik pemko Medan, ujarnya.

Peneliti melihat potensi limbah daun kering yang ada di Universitas Sumatera Utara ini, sebagai emas yang tersembunyi, dimana sebenarnya sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi briket arang yang dapat digunakan untuk memasak sebagai pengganti bahan bakar gas bumi, apalagi saat ini pemerintah sedang menyeimbangkan harga minyak dunia dengan menaikkan harga pertalite dan pertamax.

Adanya program USU sebagai Green Campus untuk meningkatkan kepedulian civitas akademika terhadap pengurangan sampah.

Di dalam Kampus USU sendiri telah dilakukan pengolahan sampah, dengan sistem awalnya adalah sampah dipisahkan antara sampah organik dan sampah plastik dan sebagainya, dikumpulkan di tempat penampungan sampah sementara untuk kemudian dibawa oleh vendor penampungan bahan daur ulang atau botot di Jalan Labu atau Bank Sampah di Medan Selayang, untuk kemudian dijual ke pabrik daur ulang. Demikian juga dengan sampah kertas, karton yang masih bisa di diterima vendor untuk di daur ulang. Sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dibawa oleh Dinas Keberhasilan dan Pertamanan ( DKP ) Kota Medan, ( dikutip dari laman https://greencampus.usu.ac.)id, Bidang Waste) 

Selain itu itu pembuatan kompos yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir, dimana sampah organik dan dapur rumah tangga/kantin akan diolah dengan memanfaat kan larva/ magot.

Namun, menurut Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, Ph.D, sebagai ketua Penelitian Talenta dari Fakultas FMIPA USU, hal ini masih tetap kurang efektif. Dirinya mengatakan bahwa selaku Kepala Laboratorium Fisika FMIPA USU, dirinya mendorong Rektorat untuk membuat rumah Inovasi, dimana sampah daun kering dijadikan sebagai arang briket akan lebih mendorong kampus USU menuju Zero Waste. 

" Bagaimana tidak, setiap sampah dau sekian ton perharinya, dapat diolah/ dibakar menjadi briket dengan adannya rumah Inovasi di Kampus USU ini," ujarnya pada wartawan.

Dirinya mengharapkan Rektor USU, Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, dapat bekerjasama dalam pengolahan sampah yang ada di kampus USU ini, selain briket dapat digunakan sebagai sumber daya baru, tapi juga dapat meningkatkan nilai ekonomis serta harga jual jika dipasarkan kepada masyarakat.

Kemudian wawancara dilanjutkan kepada ibu petugas kebersihan kampus USU,

disela-sela kegiatanya petugas kebersihan yang tidak ingin disebut namanya, menceritakan bahwa sebelumnya  ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sejak 7 tahun dirinya bekerja di Kampus USU sebagai penyapu jalan, meskipun gajinya pas-pasan namun masih bisa disempatkan mengurus anaknya, dimana jika pekerjaan lain tidak akan bisa seperti itu.

Masih katanya, setelah usai jam istirahat siang, ada kegiatan gotong royong, dimana para pekerja dikumpulkan oleh supervisor di auditorium guna pembagian tugas membersihkan daerah-daerah yang belum sempat dibersihkan.

Dirinya sangat  bersyukur dengan pekerjaannya, sebagai hikmah menambah penghasilan bagi keluarganya.

(Red/rilis)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama