Para terduga pelaku yang mengeroyok korban. ( Foto : Manik ) |
GARUDANEWS.net // BELAWAN - SUMUT|| Seorang Kepala Lingkungan ( Kepling ) di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan, diseret dari dalam rumah dengan cara menjambak rambutnya.
Peristiwa ini, diceritakan oleh pelapor NRS, kepada awak media ini, Selasa ( 22/11/2022 ) sekaligus Kepling yang menjadi korban pengeroyokan oleh diduga Pelaku berinisial DBN, berdasarkan Laporan Polisi Nomor : SPKT/710/XI/2022/SPKT/POLRES PELABUHAN BELAWAN/POLDA SUMUT, tertanggal 8 November 2022, sekira pukul 15:30 WIB, yang diterima oleh Kepala SPKT dan ditandatangani oleh Kanit III, IPDA Lastra Panjaitan.
Menurut keterangan korban yang menceritakan kronologi kejadian tersebut pada awak media ini, dirinya menduga motif penyerangan dan pengeroyokan ini bermula, pada tanggal 7 November 2022, dimana dia melihat beberapa orang warga sedang melakukan pengeboran pipa minyak milik Pertamina. Kemudian, selaku kepala lingkungan menegur warga tersebut, karena hal itu melanggar hukum, sambil mengatakan," jangan kalian bor pipa minyak Pertamina itu nanti bisa menimbulkan kebakaran di kampung kita ini," ucapnya saat itu, yang sejurus kemudian langsung pulang.
Setelah di rumahnya, sekira pukul 17:30 WIB, tiba - tiba didatangi beberapa orang omak - omak, dimana dirinya tidak pernah memiliki masalah apapun kepada para terduga pelaku pengeroyokan yang dikenali oleh korban, diantaranya DBN, LN dan NN.
Tanpa basa - basi, ketiga terduga pelaku ini langsung masuk ke dalam rumah korban, dan menjambak rambutnya bahkan dirinya di tarik kedepan halaman rumahnya, dan tanpa dikomandoi para terduga pelaku, dengan leluasa melakukan pengeroyokan kepadanya. Karena merasa tidak seimbang, dirinya memilih lari masuk kembali ke dalam rumah dan langsung mengunci rumahnya.
" Karena gak imbang bang, masak satu lawan tiga, aku lari masuk kedalam rumahku terus ku kunci sampe orang ( red: mereka ) itu pergi bang," ucapnya, kepada awak media ini.
Setelah para pelaku pergi meninggalkan rumah korban, karena tidak terima dengan kejadian yang dialaminya, didampingi oleh warganya langsung pergi untuk membuat laporan pengaduan ke Polres Pelabuhan Belawan.
Setelah membuat Laporan Polisi diruang SPKT, korban melakukanVisum ke Rumah Sakit AL - Komang Belawan.
Korban menjelaskan sudah hampir tiga minggu sejak kejadian itu, dirinya belum ada menerima SP2HP, dan tidak mengetahui dengan pasti kenapa pihak kepolisian belum melakukan pemanggilan terhadap ketiga terduga pelaku yang melakukan pengeroyokan, dimana sempat terekam oleh kamera handphone miliknya
Selain itu, dirinya mengharapkan tindak lanjut dari kepolisian, dimana dirinya menduga para pelaku yang mengeroyok dirinya adalah diduga simpatisan dari warga yang dilarangnya melakukan pengeboran pipa minyak milik Pertamina, dimana merasa tersinggung dan selain itu sama sekali tidak pernah bermusuhan dengan para pelaku sehingga berakhir kepada pengeroyokan terhadap seorang kepala lingkungan tersebut.
" Saya berharap para pelaku ini harus segera di tindak jangan cuma di diamkan saja, karena apabila benar orang itu tersinggung karena ku tegur dan aku duga menyuruh orang untuk mengeroyok aku. Apa yang saya buat ini untuk kebaikan bersama, kalo kubiarkan mereka mengebor pipa itu, bisa terjadi kebakaran atau meledak " tegasnya korban NBS, kepada awak media ini.
(NIK)