Tim Peneliti USU Medan, menyerahkan satu set peralatan dan tali asih untuk mengolah limbah pesisir, kepada Disabilitas. ( Foto : Agus ) |
GARUDANEWS.net // BATUBARA - SUMUT|| Acara Sosialisasi dan Pelatihan/Model Triple Helix antara Nelayan, Pemerintah Desa dan Universitas Sumatera Utara, yang berlangsung pada Minggu (13/11/2022) sekira pukul 10:00 WIB, di Aula Dusun Kuala Sipari, Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara.
Dalam pertengahan acara tersebut, ada hal yang menarik dan membuat hadirin terharu adalah di saat moment penjelasan materi pelatihan yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si.
Dirinya, memberikan penjelasan kepada kelompok nelayan dan memperagakan bahwa pemanfaatan limbah pesisir, kulit kerang, kulit mentarang dan lainnya, menjadi kalsium yang bernilai juga dapat dilakukan oleh orang Disabilitas/ cacat.
Dalam 7 fase-fase pengolahan limbah pesisir ini, selain orang yang normal/ sehat jasmani, ada yang bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kekurangan/ Disabilitas, seperti contohnya, Disabilitas tuna rungu, tuna netra dan tuna wicara, juga dapat mengerjakan limbah pesisir dengan mengerjakan fase menumbuk kulit kerang dengan menggunakan lesung/ alu, serta orang cacat fisiknya dapat mengayak/ menyaring, sehingga dapat menjadi tambahan penghasilan bagi mereka, jelas Sontang.
Dalam acara itu, diserahkan peralatan seperti lesung dan alu, tampah, ayakan tepung, wadah plastik untuk limbah kulit kerang dan tepung kulit kerang yang sudah jadi serta tali asih diatas UMR kepada lima orang Disabilitas yang ada di Dusun Pematang Eru, dan Dusun Kuala Sipari, Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara.
Halimah, salah seorang Disabilitas cacat tubuh pada kaki yang menerima peralatan tersebut, terlihat terharu atas kepedulian Tim Peneliti Universitas Sumatera Utara (USU).
Secara langsung satu set peralatan diserahkan oleh Pjs. Kepala Desa Medang Rizal S.E, diikuti Kepala Dusun Pematang Eru Haji Jono, Dusun Kuala Sipari Jupri dan Ketua Tim Peneliti, Dra. Dara Aisyah, M.Si, Ph.D serta Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si.
Kepada wartawan, usai acara tersebut, Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Tim Peneliti ini adalah sebagai wujud nyata kepedulian sebagai pengentasan kemiskinan, karena berdasarkan kepada teori dan penerapan sains dan bahan kulit kerang mengandung kalsium tinggi, dan penerapan pengentasan kemiskinan terhadap kaum Disabilitas secara terpadu, terarah, dan berkesinambungan sesuai cluster pendidikan yang dipelajarinya adalah Pakar Rekayasa Sosial ( Social Engineering) S3 Filsafat UNISZA Kuala Terengganu Malaysia, anggota Pusat Unggulan Inovasi (PUI), Dosen Prodi Fisika ( sains dan bahan ) - FMIPA USU dan Cluster Pendidikan Dra. Dara Aisyah, M.Si, Ph.D adalah Administrasi Publik dan Evaluasi Kebijakan Pemerintah, Dosen Prodi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas FISIP USU, yang meneliti tentang Tata Kelola Limbah Pesisir.
Dengan adanya alih teknologi/pelatihan yang diberikan untuk mengolah limbah pesisir, kulit mentarang, kulit kerang dan yang lainnya menjadi kalsium organik di Desa Medang ini, diharapkan dapat membantu memberikan manfaat baru, menambah penghasilan terlebih lagi sebagai wujud nyata Tim Peneliti USU, dalam mendukung program Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan.
Lebih lanjut, sesuai hasil penelitian dijelaskan oleh Sontang Sihotang, bahwa kandungan kalsium cangkang kerang terdiri dari 98% kalsium karbonat, dan ketika dikalsinasi di atas 700ºC, berubah menjadi CaO. Manfaat kulit kerang sebagai bahan baku dalam produksi CaO adalah sebagai pembawa katalis heterogen yang dapat menekan biaya produksi biodiesel, serta mereduksi jumlah limbah cangkang kerang. Dalam penelitiannya cangkang kerang memiliki karakteristik 98% CaCO3, 0,79% MgCO3, dan 0,15%% SrCO3.
Kandungan Ca yang tinggi pada limbah cangkang kerang juga dapat digunakan sebagai adsorben untuk penyerapan CO2. Komponen-komponen cangkang kerang, sehingga kulit kerang yang menjadi kalsium sangat baik untuk kesehatan, tutupnya.
( Gus )