Ket. Foto : Kader LSM LIRA Kecamatan Medan Denai, dan Aktivis Muda FR. Nasution. ( Red ) |
GARUDANEWS.net // MEDAN - SUMUT|| Aktivis Sumatra Utara mendukung Proyek Multi Milyar, senilai Rp 2,7 Triliun untuk terus di lanjutkan sebagai mana rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Dilangsir dari beberapa narasumber, para Aktivis yang angkat bicara terkait hal ini, menuai pro - kontra antara pemerintah dan pengusaha.
FR. Nasution, salah satu aktivis yang sempat mengomentari terkait proyek NYC tersebut, yang di nilai terdapat kesalahan akan tetapi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara segera melakukan perbaikan sistem, dimana akhirnya pelaksanaan proyek dapat di laksanakan sebagai mana mestinya.
Gonjang - ganjing perseteruan PT. Waskita Karya dan Pemprovsu menjadi pembahasan hangat, dimana kader LSM LIRA Kecamatan Medan Denai, FR. Nasution, kembali bicara di media saat ditemui disebuah cafe, Senin (9/01/2023) bahwa, hendaknya proyek tersebut di dukung oleh aktivis, agar proyek ini dapat terlaksana tepat waktu sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari proyek NYC tersebut.
Masih kata Bung FR. Nasution, sebagai masyarakat Sumatera Utara yang berdomisili di Medan Denai sangat mendorong, sekali pun kecamatan Medan Denai tidak mendapat sentuhan langsung dari anggaran proyek APBN tersebut, akan tetapi sebagai masyarakat Provinsi Sumatera Utara kami juga berhak berhadap pada Pemerintah propinsi sumatera utara mampu mengakomodir situasi yang kurang baik saat ini ,
Menurutnya, sebagai Ketua LSM LiRA Medan Denai, proyek ini hendaknya jangan di politisi oleh oknum yang memikirkan diri pribadi, mengesampingkan kepentingan masyarakat Sumatera Utara secara luas , sehingga terbangun opini politik balas jasa dan politik balas dendam antar kelompok. Namun sampai hari ini saya berkeyakinan Gubernur Sumatra Utara Bapak Edy Rahmayadi adalah pemimpin yang bijaksana dalam mengambil setiap tindakan.
Jikapun terdapat kekeliruan hal yang bersifat teknis pasti ini bisa di anulir, agar opini publik tidak tersesat oleh isu yang seolah pemerintah tidak bertanggung jawab sebagai pelaksana pembangunan MYC yang diamanatkan oleh Negara melalui dana APBN , dimana PT. Waskita Karya adalah perusahaan yang sah sebagai pemenang dalam tender mega proyek ini, tentu perlu adanya komunikasi yang baik antara kedua pihak tersebut.
Proyek 2,7 triliun ini, adalah ranahnya pembangunan di Sumatra Utara bukan ranah kontradiktif antara penguasa dan pengusaha untuk mencari kepentingan kelompok , yang nantinya menghambat pembangunan.
Saya berharap bagi tokoh aktivis dan elit politik di daerah yang di lintasi oleh Proyek MYC ini untuk pro aktif mengawal dan mengawasi anggaran tersebut supaya tepat waktu dan sasaran, ujarnya.
Andai terdapat kekurangan volume kerja ataupun kelebihan pembayaran, maka Pemerintah Provinsi sumatera Utara, cukup mempercayakan penuh kepada Lembaga Pengawas Negara yang ada di masing masing daerah seperti Kejaksaan, Kepolisian dan BPK dimana nantinya akan mengaudit kinerja para Kontraktor, jika terdapat kekeliruan atau salah sepesifikasi teknis maupun juknis kerjanya.
Namun pemerintah juga harus bijaklah dalam mengambil sikap, bila Pemerintah mau membayar sesuaikan saja dengan hasil kerja yang ada sehingga pembangunan terus berjalan. Pandangan dirinya pribadi, terdapat perbedaan pendapat dan sikap adalah bagian penting dalam merawat suatu persahabatan tandas FR. Nasution pada awak media.
(Red/ rilis )