Fantastis !!! Rp.4.8 Milyar Hanya Untuk Proyek Landmark Wisata Rohani Di Kota Gunungsitoli

 

Proyek Pembangunan Landmark wisata rohani di Desa Lolowenu Niko'otano Kecamatan Gunungsitoli . ( Edison Lase )

GARUDANEWS.net // GUNUNG SITOLI ||  Sejumlah Aliansi LSM di Kota Gunungsitoli akan melaporkan Proyek Pembangunan Landmark wisata rohani di Desa Lolowenu Niko'otano Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli tahun anggaran 2022 kepada Penegak Hukum.

Diduga, Proyek lanjutan APBD TA 2021 yang menelan  anggaran ± Rp.4.894.975.000 ini berpotensi merugikan keuangan Negara, karena ditengarai menyimpan sejumlah persoalan. 

Mulai dari Perencanaan, Pemindahan lokasi, Jaminan asuransi sampai addendum kontrak diduga menabrak aturan dan tak sesuai kepres No.12 tahun 2021 tentang pengadaan barang & jasa.

Diketahui sebelumnya pekerjaan Landmark wisata rohani ini direncanakan menggunakan sistem borpile sebanyak 126 titik dengan kedalaman 12 meter, yang rencananya disiapkan sebagai pondasi untuk berdirinya Patung Yesus yang terbuat dari lempengan baja, setinggi 48 meter.

Namun realita di lapangan, CV. Anggarajaya sebagai pelaksana tak berhasil dengan metode Borpile ini, karena mesin Borplie tak mampu menembus kerasnya tanah berbatu.

Diduga pekerjaan ini sempat terbengkalai, sementara batas waktu kontrak akan segera segera berakhir. Parahnya lagi, Progres Kerja dilapangan dinilai nihil, sehingga dilakukan addendum/ penambahan waktu dari tgl.10 September hingga 31 Desember 2022 (masa kerja 113 hari kalender) yang disertai dengan review (perubahan) desain dari rencana awal Borpile ke manual dengan model cakar ayam. 

Ditemui dikantornya, Ir.Maimun Bangun,ST sebagai PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) pada proyek tersebut membenarkan bahwa perpanjangan telah dilakukan, sehingga progress kerja rekanan pada 31 Desember 2022 sudah mencapai 90%".ungkap Maimun

Lanjut Maimun lagi, kita sudah membayar pihak rekanan sebesar 90% pada  Akhir Desember 2022 lalu, dan kembali menerbitkan addendum/perpanjangan waktu yang ke II pada Bulan Januari 2023, untuk menyelesaikan sisa yang 10% itu.

Maimun juga tidak membantah adanya perubahan (review) desain awal yang tadinya menggunakan Borpile, kini dilakukan perubahan secara manual. Kita harapkan kualitasnya akan jauh lebih bagus". Ujar Maimun kepada awak media ini dikantornya Jumat (24/3)

Sumber yang tak mau disebut identitasnya, mengatakan "Proyek Landmark wisata rohani ini sejak awal diduga sudah bermasalah  terutama pada perencanaan. Dimana Dinas PUTR Kota Gunungsitoli tidak menggunakan jasa pihak ke tiga yaitu Konsultan perencana, tapi merancang dan mengerjakannya sendiri karena keterbatasan anggaran".tegas sumber

Lanjut sumber lagi, apakah sebelum melakukan perencanaan, pihak Dinas PUTR Kota Gunungsitoli telah melakukan study kelayakan dan melakukan Sondir pada tanah dimaksud ?  Kalau tahapan ini dilakukan maka dapat diketahui keadaan struktur tanah sesungguhnya, sehingga .tak ada alasan bahwa tanah itu keras berbatuan" tandas sumber.

Terpisah, Ketua GBNN Kota Gunungsitoli "Siswanto Laoli" kepada sejumlah awak media mengatakan adanya perubahan rencana awal pada pekerjaan Landmark Wisata Rohani ini dari Borpile ke Manual, yang menelan anggaran Rp. 4.894.975.000, telah mengindikasikan adanya perbuatan melawan hukum, dan ini akan menjadi acuan untuk kita laporkan.

(edy)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama