Belawan Kota Dollar, Warga Hidup Dibawah Garis Kemiskinan

faktanya masih banyak warganya hidup dibawah garis kemiskinan. (Manik)


GARUDANEWS.net // BELAWAN||Warga Bagian Medan Utara khususnya di Kecamatan Medan Belawan Kota Belawan sebagai kota Dollar, namun faktanya masih banyak warganya hidup dibawah garis kemiskinan.

Pasalnya H Irfan Hamidi angkat bicara sebagai tokoh masyarakat yang selalu menyoroti kehidupan Sosial di Kecamatan Belawan rata rata hidupnya dibawa garis kemiskinan. Rabu (24/05/2023).

H Irfan Hamid sangat prihatin melihat rumah-rumah yang dihuni warga di Kelurahan Belawan Bahagia dan Kelurahan Bagan Deli begitu tidak layak untuk di huni, baik yang di darat maupun di atas laut.

Irfan Hamidi mengkritisi stakeholder yang menyatakan ada peningkatan taraf hidup warga di Belawan namun buktinya tujuh keturunan tetap miskin.

“Daerah kumuh yang dihuni warga Belawan belum mendapat perhatian serius dari stakeholder untuk lebih meningkatkan kehidupan sosial mereka,” kata Irfan Hamidi.

Menurut H Irfan dalam menyoroti kehidupan sosial warga Belawan yang menghuni rumah tidak layak karena sangat kumuh khususnya di lokasi atas parit dan di atas laut rumah mereka. 

Sementara itu, masalah sosial sudah disoroti pemerhati sosial seperti GNI menyatakan bahwa kemiskinan dalam kehidupan sosial dapat memupus cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di daerah pesisir Kota Medan.

Seperti bukti penyumbang angka putus sekolah di Belawan mencapai 1.500 anak. Pemerintah Kota Medan tidak cukup membangun infrastruktur untuk membangun daerah Belawan, harus juga memperhatikan kebutuhan hidup garis kemiskinan warga Belawan. 

Pembangunan infrastruktur tidak akan berhasil memutus mata rantai kemiskinan di Belawan, jika faktor sumber daya manusia tidak diperbaiki.

Gugah Nurani Indonesia (GNI) dalam datanya menyatakan anak-anak di Belawan memasuki kehidupan yang kelam begitu mereka berhenti bersekolah.

GNI mengungkap fakta sebagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.

Diharapkan stakeholder di Belawan lebih serius memperhatikan kehidupan sosial yaitu kemiskinan warga Belawan yang sudah turun temurun.

Sementara itu, masalah sosial sudah disoroti pemerhati sosial seperti GNI menyatakan bahwa kemiskinan dalam kehidupan sosial dapat memupus cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di daerah pesisir Kota Medan.

Bukti penyumbang angka putus sekolah di Belawan mencapai 1.500 anak. Pemerintah Kota Medan tidak cukup membangun infrastruktur untuk membangun daerah Belawan.

Pembangunan infrastruktur tidak akan berhasil memutus mata rantai kemiskinan di Belawan, jika faktor sumber daya manusia tidak diperbaiki.

Gugah Nurani Indonesia (GNI) dalam datanya menyatakan anak-anak di Belawan memasuki kehidupan yang kelam begitu mereka berhenti bersekolah.

GNI mengungkap fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi. Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal.

Diharapkan stakeholder di Belawan lebih serius memperhatikan kehidupan sosial yaitu kemiskinan warga Belawan yang sudah turun temurun. 

(Nik)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama