Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si, Ahli Filsafat Metafisika Ilmu Tassawuf. |
Kalangan ulama sebagian menjawab,"Tidak cukup, kita mesti bimbang kalau solat kita jadi seperti sholat orang munafik, ria, dan ibadat - ibadat yang lain juga kita mesti bimbang kalau tidak menjadi ibadat yang diterima Alloh SWT".
Seperti kata Dr. Ali Jum’ah Ulama Mesir beliau pernah ditanya oleh muridnya disela2 acara resmi bagaimanakah kedudukan seorang yang tidak belajar dan beramal dengan tarekat tasawuf, maka beliau menjawab, " Insya Alloh dengan rahmat Nya orang tersebut menjadi seorang muslim dan seorang mukmin, akan tetapi bagaimana ia boleh meningkat ke derajat Ihsan Kamil, sebagaimana yang disebut pada hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang menyebutkan riwayat Jibril yang menjelaskan ihsan selain iman dan islam kepada Rasulullah. "Ihsan adalah menyembah Allah seolah kau melihat-Nya. Tetapi kalaupun kau tidak melihat-Nya, niscaya Dia tetap mengawasimu, Sumber: https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pengertian-ihsan-dalam-islam-ghlHE.
Makna Tarekat Dalam Q.S Al-Jin Ayat 16.
وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ
Artinya : " Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup".(Q.S : Al-Jinn-16).
Kebanyakan ahli menafsirkan kalimah At - tariqah yang tersebut dalam surah jin ayat 16 diatas dengan makna Al - Islam. Maka kalimah At - tariqah itu, tentulah bermaksud Tariqatul Islam atau selengkapnya Tariqatul dinil Islam (jalan agama Islam) atau tariqatusy syariati dinil Islam (jalan syariat agama Islam). Dapat disimpulkan makna at - tariqat dalam ayat tersebut ialah ilmu dan amalan syariat agama Islam.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fushilat : 30)
- Hal terpenting dalam islam
Firman Allah SWT dalam surat fusilat tersebut diperkuat oleh hadits yang dikemukakan Rasul berikut ini. Dalam suatu hadits seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Ya Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan perintahnya dan mejauhi larangan).
MAKNA TAREKAT PARA SUFI ( AT - TORIQAH AS - SUFIYYAH ).
Tarekat para sufi atau at - Toriqah as - Sufiyyah mempunyai makna yang sama dengan makna tarekat yang disebutkan dalam Q.S Al- Jinn, Ayat 16. Ada sedikit perbedaan antara kedua - duanya, yaitu At - Tariqoh As - Sufiyyah bersifat khusus, sedang tarekat dalam Q.S Al- Jinn, Ayat 16 bersifat umum.
Dengan kata lain tärekat dalam tasawuf adalah jalan syariat agama Islam yang khusus, karena kaedah mempelajari dan mengamalkannya secara khusus, mesti mematuhi syarat yang khusus, melalui tahap - tahap yang khusus, ada pimpinan yang khusus dengan tujuan yang khusus dan sebagainya lagi.
Maka berbedalah Tarekat Tasawuf yang bersifat khusus ini dengan Tarikat Umum, yaitu jalan syariat agama Islam yang biasa diamalkan oleh orang umum. Jika dilihat dari ketiga - tiga dasar agama Islam yaitu Islam, Iman dan Ihsan, sementara Tarekat Umum hanya melibatkan Islam dan Iman saja , sedang Tarekat yang khusus melibatkan ketiga - tiga dasar tersebut.
Dilihat dari sudut mujahadah, tarekat yang umum hanya melakukan Mujahadah Taqwa atau Mujahadah Istiqamah, sedang tareqat yang khusus melakukan Mujahadah Al - Kasfu wal-Ittila.
Tareqat yang umum atau jalan syariat agama Islam yang umum tidak terikat dengan berbagal syarat seperti yang disebutkan diatas. Karena itu semua orang Islam bertarekat yaitu tarekat yang umum.Mereka yang berlajar ilmu tasawuf bertarekat yang khusus.Tetapi yang mengherankan masyarakat Islam fobia dengan tarekat.
Sifat khusus tarekat dalam tasawuf dapat kita lihat lebih jelas dalam definsinya yang dibuat oleh Syeikh Muhammad Zakaria al -Kandahlawi (SMZK) seperti yang tersebut dalam kitabnya Al - Syari'ah wat - Tariqah :
"Tarekat adalah istilah kedua bagi Al - Ihsan (yang tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh 'Umar al - Khattab r.a.) atau at - Tarekat adalah jalan yang menyampaikan (seseorang) ke derajat Ihsan yang dikenali juga dengan Tasawuf...“
Rasulullah pada suatu kesempatan menyebut kaitan erat ihsan dan iman. "Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya (ihsan)," (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqi, dan Ad-Darimi) Sumber: https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/pengertian-ihsan-dalam-islam-ghlHE.
Syeikh Jirjani (w 816 H.) dalam kitabnya, at-Tarifat, mendefinisikan Tarekat sebagai: Tarekat (tariqah) ialah satu metode mujahadah khusus, (yang merangkumi kedua aspek mujahadah lahir dan bathin) bagi golongan salikin, untuk menuju kepada Alloh s.w.t. (menuju kepada hakikat dan ma'rifah Nya), yang mesti menempuh pelbagai manazil qolbiyyah (hal keadaan hati dan nafsu) dan (juga menempuh) peningkatan makam hati (maqamat qalbiyyah) (melalui amalan dan latihan kerohanian, dengan bimbingan syeikh mursyid)
Tarekat yang umum / khusus tersebut boleh kita lihat dan difahami melalui konsep mujahadah dalam agama Islam seperti yang diutarakan oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Syifa'us Sail.
Keduanya ialah mujahadah istiqamah yang bertujuan lepas dari siksa neraka dan dapat masuk syurga dan dapat nikmat yang lebih baik dan istimewa .Mujahadah yang khusus ialah mujahadah al - Kasyfi wal - ittila 'yaitu mujahadah yang berakhir dengan terangkat berbagai hijab hati sehingga mata hati akan dapat melihat ayat Alloh di alam malakut
Menurut Ibnu Khaldun , orang yang melakukan mujahadah di tingkat ini terus menerus dari aspek rohaninya akan menjadi kuat dan aspek jasmaninya akan menjadi lemah, akhirnya aspek rohaninya cukup kuat dan jasmaninya cukup lemah, maka orang tersebut boleh di sebut sebagai insanul ruhiyyon atau manusia roh semata - mata. Ketika itulah Alloh kasyafkan berbagai rahasianya dalam pandangan mata hati. Menurut beliau mujahadah ini khusus karena mesti dipimpin oleh seorang syeikh mursyid .
Kesimpulannya,
Tarekat tasawuf atau at - Toriqah as - Sufiyyah adalah satu kaedah mujahadah khusus atau satu madrasah mujahadah khusus yang diamalkan oleh golongan sufiyyah, yang teratur, tersusun dan terpimpin yang membolehkan tercapainya derajat ihsan lainnya mempunyai berbagai prinsip antaranya mesti ada syeikh mursyid, berbai'at dan ditalkinkan oleh guru , adanya suhbah (hubungan yang erat dengan guru), ada zikir dan tafakkur, melakukan uzlah dan khalwat, ada himmah yang tinggi, bertaqwa, mencari ilmu , menjaga adab yang ditentukan dan sebagainya.
SYARIAT DAN HAKIKAT.
Sesuai dengan kejadian manusia yang terdiri dari dua aspek, jasmani dan rohani , maka agama Islam ada lahir dan bathinnya. Aspek lahirnya di istilahkan syariat dan bathinnya pula di istilahkan dengan hakekat. Di zaman hidup Imam Suyuti (Wafat 911 H ) suara yang menolak konsep hakekat ini begitu lantang. Sehingga mendorongkan Imam Suyuti segera menulis sebuah kitab kecil yang diberi judul : Ta'yidul Haqiqatil - ' Aliyyah (memperdayakan hakekat yang tinggi nilainya). Dalam kitabnya itu beliau menegaskan dasar ilmu hakekat ialah adanya berbagai hadits dan atharus - sahabah yang menyentuh secara langsung mengenainya.
SETIAP SESUATU ADA HAKIKAT
Dalam satu riwayat , Rasululloh S.A.W, bertanya tentang keadaan iman seorang sahabat , Harithah bin Malik. Harithah menjawab : "Saya beriman sebenar - benarnya, ya Rasululloh ".
Baginda Rasullah S.A.W,. segera bertanya. Apa yang dimaksud, "Sesungguhnya tiap - tiap sesuatu ada hakekatnya, apakah hakekat kata - katamu ya Harithah ? ".
Harithah menjawab : "Nafsuku lari dari dunia , siang aku puasa, malam aku berjaga, kadang - kadang aku nampak penghuni syurga sedang merasakan berbagai nikmat. Aku juga nampak penghuni neraka sedang di azab .
Baginda Rasulullah S.A.W, bersabda : "Benar (imanmu) ya Harithah, tetaplah engkau dengan imanmu itu".
Menurut hadis di atas , tiap - tiap sesuatu ada hakekatnya. Iman tentu ada hakekatnya. Iman Harithah bin Malik sampai di tingkat hakekat yang diakui kebenarannya oleh Rasululloh S.A.W. Dapat kita fahami maksud tiap - tiap sesuatu " bermakna lahirnya dan hakekat sesuatu adalah bathinnya.
HAKIKAT ILMU YANG TERSEMBUNYI.
Imam Suyuti menyebutkan sebuah hadits lain bermaksud : "Sesungguhnya sebagian dari ilmu ada yang tersembunyi, tidak ada yang mengetahuinya kecuali oleh orang yang arif billah bila mereka menjelaskan ilmu tersebut , tidak ada orang yang menolaknya, kecuali orang yang terperdaya oleh syetan. "Ilmu yang tersembunyi yang disebutkan dalam hadits tersebut adalah ilmu hakekat.
Mengapa ilmu hakekat itu tersembunyi ?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ianya dikenali sebagai ilmu yang tersembunyi.
Faktor pertama , akal secerdik apa sekali pun tidak mampu mengetahuinya, karena hanya hati yang hidup dan bercahaya saja yang dapat menerimanya.
Faktor kedua , ia merupakan karunia Alloh S.W.T, terus ke dalam hati seseorang yang dikasihiNya dari kalangan para hambaNya.
Tegasnya, ilmu hakekat diperoleh secara wahbi atau karuniaan Alloh langsung. Ilmu hakekat inilah yang dikenali juga dengan ilmu ihsan, ilmu Tasawuf, ilmu bathin, ilmu iman , ilmu hati dan lain - lainnya sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Abdul Somad Palimbangi dalam kitabnya, Siyarus - Salikin.Tarekat adalah merupakan ilmu dan amalan yang menyampaikan syariat kepada hakikat..(BERSAMBUNG ).
(edited by : Dr. M. Sontang Sihotang, S.Si, M.S.i, Kepala Laboratorium Fisika Nuklir Universitas Sumatera Utara)