gambar ilustrasi. |
GARUDANEWS.net // MEDAN || Dzikir merupakan ibadah sunnah yang paling dianjurkan untuk dikerjakan setiap saat. Di dalamnya mengandung banyak kebaikan dan keutamaan, Dikutip dari (https://khazanah.republika.co.id/berita/qxlfj7320/10-keutamaan-dan-manfaat-dzikir-dalam-alquran-dan-hadits-part2)
Ada beberapa keutamaan berdzikir yang baik untuk asupan ruh manusia. Keutamaan itu seperti : Berdzikir dalam sholat memiliki pahala yang besar. Selain itu dengan mengingat Alloh SWT maka akan menghindari perbuatan keji dan mungkar. Dalam surat al-Ankabut ayat 45.
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Kitab (al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Alloh itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dzikir adalah untuk mengingat Alloh. Maka ketika hamba-Nya mengingat Alloh, maka janji Alloh bahwa akan mengingat hamba-Nya tersebut. Dalam al-Baqarah ayat 152 disebutkan:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Alloh akan mengampuni orang yang berdzikir sebagaimana Alloh mengampuni dosa Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Dalam as-Shoffat ayat 143-144:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ.لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ “Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Alloh, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit.”
Kemudian, berdzikir lebih baik dari sedekah dan jihad dalam aspek mengingat Alloh SWT.
عن أبي الدَّرداء رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه: أَلَا أُنَبِّئُكم بِخَيْرِ أعمالِكُم ، وأَزْكاها عِندَ مَلِيكِكُم ، وأَرفعِها في دَرَجاتِكُم ، وخيرٌ لكم من إِنْفاقِ الذَّهَب والوَرِقِ ، وخيرٌ لكم من أن تَلْقَوا عَدُوَّكم ، فتَضْرِبوا أعناقَهُم ، ويَضْرِبوا أعْناقكُم ؟ ! ، قالوا : بَلَى ، قال : ذِكْرُ اللهِ
Abu Ad Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidakkah aku akan memberitahumu tentang tindakan terbaikmu, yang paling murni di hadapan Tuhanmu, yang menaikkan peringkatmu ke posisi tertinggi, yang lebih baik bagimu daripada menghabiskan emas dan perak, lebih baik daripada bertemu musuhmu sehingga kau menyerang di leher mereka dan mereka menyerang Anda ?. “Mereka menjawab, “Ya, memang”, lalu Nabi bersabda, Itu adalah mengingat Alloh." (HR at-Tirmidzi).
Kelima, dzikir dapat menghidupkan hati dan makanan yang tepat untuk jiwa.
عَنْ أَبِي مُوسَى رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ
Abu Musa al-Asy'ari meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, "Persamaan seseorang yang mengingat Tuhannya dan seseorang yang tidak mengingatnya adalah seperti orang hidup dan mati." (HR Al Bukhari)
Keenam, berdzikir bisa mendapatkan seribu kebaikan dan menghapus keburukan.
عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه قال: كنا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم، فقال: ((أيَعجِزُ أحدُكم أن يكسِبَ في كل يوم ألفَ حسنةٍ؟!))، فسأله سائل مِن جلسائه: كيف يكسِبُ ألف حسنة؟ قال: ((يُسبِّحُ مائةَ تسبيحةٍ، فتُكتب له ألف حسنة، أو تُحَط عنه ألف خطيئة
Membasahi lidah dengan dzikir adalah ibadah yang ringan namun pahala besar.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَليَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبْثُ بِهِ قَالَ : (( لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ ))
Dari ‘Abdullah bin Busr RA bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasululloh, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu.” Beliau menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berddzikir kepada Alloh.” (HR Tirmidzi).
Seperti yang diriwayatkan , berdzikir adalah cara berdagang dengan Alloh
مِن أحدكم صدقةٌ: فكلُّ تسبيحةٍ صدقةٌ، وكلُّ تحميدةٍ صدقةٌ، وكلُّ تهليلة ، ويجزئ من ذلك ركعتانِ تركَعُهما مِن الضحى
Riwayat Abu Dzar RA. ''Rasululloh SAW bersabda, ''Hendaklah masing-masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka, tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.'' (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
Kesepuluh, berdzikir adalah sifat orang mukmin. Dalam Alquran surat an-Nur ayat 36-38.
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ.رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ.لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Alloh untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang.
Orang yang tidak dilalaikan perdagangan dan jual-beli dari mengingat Alloh, melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),
(mereka melakukan itu) agar Alloh memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Alloh memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.”(Sumber : alukah)
Macam-macam Zikir
Dikutip dari (Sabilus Salikin, bahwa Zikir Tarekat Naqsyabandiyah) bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan lisan (jahr) atau dengan sirri (qolbi). Kedua jenis zikir ini masing-masing mempunyai dasar yang diambil dari sumber hukum Islam, yakni al-Qur’an dan as-Sunnah.
Zikir jahr menggunakan media lisan untuk berzikir. Hal ini terkadang tidak mudah untuk dilaksanakan setiap waktu. Berbeda dengan zikir sirr yang menggunakan media hati sebagai sarana zikirnya, sehingga meskipun dalam keadaan berdagang sekalipun, zikir masih tetap bisa dilaksanakan (Tanwîr al-Qulûb, halaman: 508).
Dalil tentang Zikir Qolbi atau Zikir Sirri
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa zikir terbagi menjadi dua macam yaitu zikir jahr dan zikir sirri. Zikir jahr dengan menggunakan lisan, sedangkan zikir sirri dengan menggunakan hati.
Tentang dasar nash yang menguatkan keutamaan zikir sirri ini sebagaimana yang termaktub dalam Hadis berikut ini:
وَقَالَ: «وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ» أَيْ فِيْ قَلْبِكَ …. وَرَوَى أَبُوْ عَوَانَةٍ وَابْنُ حِبَّانٍ فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا وَالْبَيْهَقِيُّ: «خَيْرُ الذِّكْرِ الْخَفِيُّ وَخَيْرُ الرِّزْقِ مَا يَكْفِيْ». وَقَالَ: «الذِّكْرُ الَّذِيْ لاَ تَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ يَزِيْدُ عَلَى الذِّكْرِ الَّذِيْ تَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ سَبْعِيْنَ ضَعْفًا» رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ. (تنوير القلوب، ص 509)
Alloh berfirman: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu” maksud dari kata nafsika adalah dalam hatimu…. Dan diriwayatkan dari Abu Awanah dan Ibn Hibban dalam kedua kitab shohihnya, dan dari Imam Baihaqi: “Sebaik-baik zikir adalah yang samar, dan sebaik-baik rizki adalah yang cukup”.
Rasululloh bersabda: “Zikir yang tidak terdengar oleh malaikat Hafadzoh itu lebih (baik) dari zikir yang terdengar oleh malaikat Hafadzoh dengan 70 kali lipat” hadist riwayat Imam Baihaqi (Tanwîr al-Qulûb, halaman: 509).
Guru Naqsyabandi memilih zikir dalam hati, karena hati itu tempat melihat Alloh yang Maha Pengampun, tempat iman, tempat sumber Rahasia dan sumber cahaya. Dengan keadaan hati yang baik, maka seluruh jasad pun baik. Sebaliknya, jika hati rusak maka seluruh jasad pun rusak. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW.
Seorang hamba tidak bisa dikatakan seorang mukmin kecuali dia mengikat hatinya atas kewajiban iman, dan tidak sah apabila beribadah tanpa disertai dengan niat (Tanwîr al-Qulûb, halaman: 508).
Lafadz Zikir Qolbi
Sebagaimana disebutkan dalam Tanwîr al-Qulûb, halaman: 511 bahwa zikir qolbi terbagi menjadi dua macam; yang pertama adalah dengan menggunakan Ismudz Dzaat dan yang kedua dengan Nafi Itsbat. Zikir Ismudz Dzaat menggunakan lafadz الله, sesuai dengan firman Allah Swt.:
إِنَّنِيْ أَنَا اللهُ (طه: 14)
Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, (Qs. Thaha: 14).
قُلِ الله ثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ (الأنعام: 91)
Katakanlah: Alloh, kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya, (Qs. al-An’am: 91).
Maqâm Zikir
Berikut ini adalah maqâm-maqâm zikir dalam tarekat:
1. Lathifatul Qolbi, berada di bawah payudara kiri dengan jarak kira-kira dua jari. Yang menjadi wilayah Nabi Adam As. Lathifatul Qolbi menjadi tempat nafsu lawwamah yang mempunyai 9 watak, yaitu;
· اللَّوَّامَة : sifat yang suka mencela terhadap orang lain
· اللَّهْوُ : sifat menyenangkan nafsu
· الْمَكَر : menipu
· الْعُجْب : memuji terhadap amal perbuatannya sendiri (merasa dirinya yang lebih baik)
· الْغِيْبَة : sifat suka mengguncing orang lain
· الرِّيَاء : memamerkan perbuatan dirinya sendiri
· الظُّلْم : berbuat aniaya
· الْكِذْب : bohong
· الْغَفْلَة : lupa dari Alloh
Lathifatul qalbi ini selalu dilakukan untuk berzikir kepada Alloh dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah dari Alloh SWT. Semoga nafsu lawwamah bisa dikalahkan serta dihilangkan dengan mendapat syafa’at Rasululloh SAW. Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
2. Lathifatur Rûh, berada di bawah payudara kanan dengan jarak kira-kira dua jari, yang menjadi wilayah nabi Nuh As. dan nabi Ibrahim As. Lathifatur Rûh menjadi tempat nafsu mulhimah yang mempunyai 7 watak, yaitu;
· السَخَاوَة : dermawan
· القَنَاعَة : menerima apa adanya
· الْحِلْم : sabar dan pemaaf
· التَّوَاضُع : tawadhu’
· التَّوْبَة : meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukan dan menyesal terhadap perbuatan yang jelek
· الصَّبْر : sabar
· التَّحَمُّل : berani menanggung ujian dan sengsara
Lathifatur Ruuh ini selalu dilakukan untuk berzikir kepada Alloh SWT. dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah Alloh SWT. semoga nafsu mulhimah bisa dilakukan dengan baik karena syafa’at Rasulullah SAW. Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
3. Lathifatus Sirri, berada di atas payudara kiri dengan jarak kira-kira dua jari (jantung). Yang menjadi wilayah nabi Musa As. (tempat zikir yang menjadi alam amar nabi Musa as.). Lathifatus sirri menjadi tempatnya nafsu muthmainnah yang memiliki 6 watak, yaitu;
· الْجُوْد : dermawan terhadap semua harta yang dimiliki
· التَّوَكُل : pasrah kepada Alloh SWT.
· العِبَادَة : ibadah dengan ikhlâs
· الشُّكْر : syukur atas apa yang diberikan oleh Alloh SWT.
· الرِّضَا : rela dengan apa yang menjadi kehendak Alloh SWT.
· الْخَشْيَة : takut melakukan perbuatan yang dilarang oleh Alloh SWT.
Lathifatus Sirri ini selalu digunakan untuk berzikir kepada Alloh SWT. Dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah dari Alloh SWT. Semoga nafsu muthmainnah bisa abadi diamalkan sehingga husnul khâtimah dengan mendapat syafa’at dari Rasululloh SAW. Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
4. Lathifatul Khafiy, berada di atas payudara kanan dengan jarak kira-kira dua jari (paru-paru). Yang menjadi wilayah nabi Isa As. (tempat zikir alam amar nabi Isa as.). Lathifatul Khafiy menjadi tempatnya nafsu mardhiyyah yang mempunyai 6 watak, yaitu;
· حُسْنُ الْخُلُق (etika yang baik)
· اللُّطْف (mengasihi terhadap sesama)
حَمْلُ الْخَلْقِ عَلَى الصَّلاَحِ (mengajak untuk melakukan kebaikan)
· تَرْكُ مَا سِوَى اللهِ (meninggalkan segala sesuatu selain Alloh SWT.)
· الصَّفْحُ عَنْ ذُنُوْبِ الْخَلْقِ (memaafkan kesalahan sesama makhluk)
· حُبُّ الْخَلْقِ وَالْمَيْلِ إِلَيْهِمْ لِإِخْرَاجِهِمْ مِنْ طَبَائِعِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ إِلَى أَنْوَارِ أَرْوَاحِهِمْ (cinta dan senang kepada sesama makhluk untuk membebaskan mereka dari segala kebiasaan buruk dan kesenangan hawa nafsu menuju sifat malakiyah, mahmudah, dan akhlak yang mulia).
· Amanat atau Tanbih Lathifatul Khafy ini selalu digunakan untuk berzikir kepada Alloh SWT. Dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah dari Alloh SWT semoga nafsu mardliyayah bisa abadi diamalkan sehingga husnul khâtimah dengan mendapat syafa’at dari Rasululloh SAW Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
5. Lathifatul Akhfâ, berada di tengah-tengah dada, tepatnya berada diantara hati sanubari dan lathifatur Rûh. Tempat Lathifatul Akhfâ ada di ginjal. Yang menjadi wilayah Rasulullah SAW. (tempat zikir alam amar Rasulullah SAW.). Lathifatul Akhfâ menjadi tempatnya nafsu kâmilah, maksudnya nafsu yang lebih sempurna, yang memiliki 3 watak, yaitu;
· عِلْمُ الْيَقِيْن (pengetahuan yang nyata)
· عَيْنُ الْيَقِيْن (keadaan yang nyata)
· حَقُّ الْيَقِيْن (kebenaran yang nyata)
Lathifatul Akhfâ ini selalu digunakan untuk berzikir kepada Alloh SWT., dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah dari Alloh SWT. Semoga nafsu kâmilah bisa karomah dan istiqomah sehingga husnul khotimah dengan mendapat syafa’at dari Rasululloh SAW. Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
6. Lathifatun Nafsi an-Nathiqah, berada di tengah kening tepatnya di antara dua alis, yaitu berada dalam otak (pusat berpikir). Lathifatun Nafsi an-Nathiqah menjadi tempat nafsu ammarah (nafsu yang mengarah pada keburukan) yang memiliki 7 watak, yaitu;
· الْبُخْلُ (pelit atau kikir)
· الْحِرْصُ (cinta dunia)
· الْحَسَدُ (iri, dengki)
· الْجَهْلُ (bodoh)
· الْكِبْرُ (sombong)
· الشَّهْوَةُ (mengikuti kesenangan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan syari’at)
· الْغَضَبُ (marah karena mengikuti hawa nafsu)
Lathifatun Nafsi an-Nathiqah ini selalu digunakan untuk berzikir kepada Alloh SWT., dengan berkah tawajjuhan para masyayikh dan anugerah dari Alloh SWT., semoga nafsu amarah bisa berkurang dan musnah dengan mendapat syafa’at dari Rasululloh SAW. Amin, amin, amin yaa Rabbal ‘alamin.
7. Lathifatul Jâmi’ul Badan, berada di seluruh tubuh dari hati sanubari diarahkan ke kepala, kemudian diarahkan ke seluruh tubuh yang meliputi kulit, daging, tulang, sumsum, otot, darah dan rambut yang kesemuanya itu berzikir. Lathifatul Jâmi’ul badan menjadi tempat nafsu mardhiyah yaitu nafsu yang senantiasa ridha, yang memiliki 6 watak, yaitu;
· الْكَرَمُ (dermawan)
· الزُّهْدُ (menghindari urusan duniawiyah harta benda yang tidak sesuai dengan syari’at dan menerima yang halal meskipun sedikit)
· الإِخْلاَصُ (mengatur niat yang lebih utama, melakukan kebaikan karena Alloh SWT.)
· الْوَرَعُ (menjaga diri dari barang syubhat dan haram)
· الرِّيَاضَة (menjauhi perbuatan yang tidak terpuji dan melakukan perbuatan yang terpuji dan menggunakan akhlak malakaniyyah seperti khalwat menyendiri untuk beribadah, berzikir, muraqabah, tafakkur, dan terjaga (tidak tidur), lapar, diam dan berbicara yang sesuai dengan syari’at)
· الْوَفَاءُ (menepati janji baiat).
Dzikir di lathifatur ruuh, dan wuquf di hati, sebagaimana orang yang melihat dua arah dengan satu pandangan. Jika sudah terjadi gerakan pada lathifatur ruuh dan telah sibuk berzikir, maka dia bisikkan pada lathifatus sirri, yang berada di atas payudara kiri dengan jarak dua jari.
Berzikir di lathifatus sirri, dan juga wuquf di hati. Kemudian, jika lathifatus sirri telah sibuk dengan zikir, maka dia mulai bisikkan pada lathifatul khofiy yang berada di atas payudara kanan dengan jarak 2 jari. Lalu dia bisikkan pada lathifatul akhfaa, yang berada di tengah-tengah dada.
Dan jika dia telah sibuk dengannya sebagaimana sebelumnya, maka dia bisikkan pada lathifatun nafsi yang berada di antara dua mata dan dua alis beserta wuquf qolbi di seluruh zikir lathaif, lalu dilanjutkan pada lafhifatul jasad. Dengan demikian dia berzikir dengan seluruh badan setelah dia bentangkan wuquf pada seluruh anggota tubuhnya dan tempat tumbuhnya bulu.
Jika dzikir telah berpengaruh pada seluruh tubuh, ada kalanya dengan getaran kecil atau zikir yang berjalan di seluruh tubuhnya yang tebal. Dengan demikian, tubuhnya bagaikan hati yang bergerak dengan zikir, mulai dari bawah hingga ke atas tubuh, dan ini disebut sebagai sulthon zikir (Jâmi’ al-Ushûl fi al-Auliyâ’).
· Kesimpulannya, Tarekat tasawuf atau at - Toriqah as - Sufiyyah adalah satu kaedah mujahadah khusus atau satu madrasah mujahadah khusus yang diamalkan oleh golongan sufiyyah, yang teratur, tersusun dan terpimpin yang membolehkan tercapainya derajat ikhsan lainnya mempunyai berbagai prinsip antaranya mesti ada syeikh mursyid, berbai'at dan ditalkinkan oleh guru, adanya suhbah (hubungan yang erat dengan guru), ada zikir dan tafakkur, melakukan uzlah dan khalwat, ada himmah yang tinggi, bertaqwa, mencari ilmu, menjaga adab yang ditentukan dan sebagainya.