Ini Hasil Polling Calon Bupati Aceh Singkil 2024 di Instagram, Lihat Urutan Tertingginya !!

Maimuddin penggiat sosial media.



GARUDANEWS.net // SINGKIL || Polling calon bupati dan wakil bupati Aceh Singkil tahun 2024 di Instagram memperlihatkan hasil yang menempatkan pasangan Safriadi dan Hamzah sebagai calon unggul dengan 51% suara, sementara pasangan Dulmusrid dan Al Hidayat hanya memperoleh 18%. Namun, menariknya, ada 16% peserta polling yang bingung menentukan pilihan, serta 16% lainnya yang memilih untuk tidak memilih sama sekali. Hasil ini memberi gambaran sekilas tentang peta politik di kalangan pemilih muda, khususnya pengguna media sosial seperti Instagram.


Menariknya lagi, Pilkada Aceh Singkil 2024 ini menambah dinamika baru karena posko kedua pasangan kandidat berada di Kecamatan Gunung Meriah, tepatnya di Desa Lae Butar. Hal ini membuat suasana politik semakin terlihat jelas, seolah-olah Gunung Meriah menjadi medan laga utama dalam pertarungan politik ini. Kehadiran posko di wilayah yang sama menciptakan ketegangan tersendiri, dan mempengaruhi atmosfir politik lokal secara signifikan.


Layaknya dua kapal besar yang berlayar di lautan Pilkada, Safriadi dan Hamzah tampak memimpin layar dengan tenang, namun gelombang di bawahnya—generasi milenial yang dominan di media sosial—membawa arus yang tidak bisa diabaikan. Di belakang mereka, Dulmusrid dan Al Hidayat, yang juga berpengalaman memimpin Aceh Singkil, tampaknya harus bekerja lebih keras untuk menarik hati para pemilih, terutama di kalangan generasi muda yang mulai cenderung apatis.


Fenomena kebingungan dan ketidakpedulian yang muncul dalam polling ini seolah-olah mengirimkan pesan yang lebih dalam. Beberapa dari mereka yang bingung menyebutkan alasan bahwa kedua pasangan calon ini sudah pernah menjabat sebagai bupati dan wakil bupati Aceh Singkil. 


Seolah-olah, janji dan kebijakan yang pernah disampaikan terdengar seperti gema yang sudah usang, dan mereka ragu apakah ada perubahan signifikan yang akan datang. Sementara itu, mereka yang memilih untuk tidak memilih seringkali adalah pemilih pemula atau yang disebut sebagai “barisan sakit hati,” yang mungkin merasa kecewa atau kurang percaya pada janji-janji politik yang pernah ada.


Secara statistik, jumlah pemilih tetap (DPT) di Aceh Singkil untuk Pilkada 2024 tercatat sebanyak 88.109 orang, terdiri dari 43.725 laki-laki dan 44.384 perempuan, dengan total 223 TPS yang tersebar di 11 kecamatan dan 116 desa. Ini adalah angka yang signifikan, dan suara dari pemilih muda jelas akan menjadi penentu kemenangan. Dengan dominasi anak muda dalam DPT, masa depan kepemimpinan di Aceh Singkil sangat bergantung pada apakah kedua pasangan calon mampu merangkul dan memahami aspirasi generasi ini.


Namun, yang tampak di permukaan adalah jarak antara para calon dan generasi muda yang mereka harapkan untuk memenangkan pemilu. Belum ada pendekatan yang terasa benar-benar mampu menyentuh jiwa generasi milenial, yang mungkin lebih menginginkan pemimpin yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga visioner, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Apakah Safriadi dan Hamzah, atau Dulmusrid dan Al Hidayat, akan mampu menjadi jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan masa depan Aceh Singkil? Ataukah, seperti perahu yang kehilangan arah, mereka akan terus berlayar di lautan ketidakpastian?


Dengan posko yang berdekatan di Desa Lae Butar, atmosfer politik di Kecamatan Gunung Meriah semakin terasa intens. Para calon diharapkan mampu melihat ini sebagai peluang untuk benar-benar menyelami harapan masyarakat, terutama generasi muda, yang akan menjadi penentu utama hasil Pilkada. Suasana yang terbentuk di daerah ini bisa menjadi barometer bagaimana dinamika politik di seluruh Aceh Singkil berkembang menjelang hari pemilihan.


Dengan waktu yang terus bergulir, kedua pasangan calon perlu lebih dari sekadar janji-janji politik biasa. Mereka perlu mendekati kaum muda dengan visi yang segar, strategi yang adaptif, dan sikap yang merangkul. Hanya dengan begitu, suara-suara bingung dan apatis ini bisa berubah menjadi arus dukungan yang kuat, yang mampu membawa mereka ke kursi kepemimpinan Aceh Singkil.


(Red)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama